Perayaan 17 Agustus 1945 di Southampton, 2015

oleh Annisa Aulia Handika

17 Agustus 1945. 70 tahun sudah Indonesia d ikatakan sudah merdeka.

Apa makna kemerdekaan itu sendiri bagi anda? Kebebasan suatu negara dari tindakan penjajahan, khususnya Indonesia, yang sudah dijajah dalam kurun waktu kurang lebih 350 tahun oleh bangsa Belanda, Portugis, Inggris, Belanda, Jepang). Banyak pula cara orang merayakan kemerdekaan tersebut. Ada yang mendaki gunung dan mengibarkan Sang Merah Putih, atau menyelam dan melakukan upacara bendera di bawah sana, atau mengunjungi makam para pahlawan dan berdoa untuk mereka. Yang pasti, sekarang kita merayakan kemerdekaan dengan tawa riang gembira dengan pikiran positif memandang ke depan untuk Indonesia yang lebih maju.

Dan, tidak mau ketinggalan, kami, warga Indonesia yang berada ribuan kilometer jauhnya dari tanah air, juga merayakan kemerdekaan ini dengan cara kami sendiri. Jarak yang begitu jauh dari Indonesia, malah semakin membuat kami mempunyai banyak cara untuk mengenalkan dan mencintai Indonesia. Dimulai dari usaha kami untuk menampilkan tarian daerah di acara “Cultural Night”, membuka stand dengan makanan, mainan dan alat musik dari Indonesia pada acara yang diselenggarakan oleh AIESEC Southampton. Dan untuk merayakan kemerdekaan Indonesia, kami melakukannya dengan cara yang lebih menarik. Hari Minggu, tanggal 16 Agustus 2015, kami menyelenggarakan acara ‘17an’ di Riverside Park.

 

Seperti biasanya, makanan dibawa potluck per keluarga, bagi para mahasiswa yang tidak berkeluarga akan membawa minuman atau cemilan atau terkadang mereka juga masak makanan berat juga. Acara dimulai sekitar pukul 12 siang. Faisal, selaku ketua PPI, membuka acara dan meminta kami untuk berbaris, bersiap untuk menyanyikan lagu-lagu kemerdekaan. Saya memimpin massa sebagai kondektur, hasil latian di tempat bersama Pratiwi. 3 lagu yang kami nyanyikan dengan bersemangat, bangga, dan bahagia. Lagu pertama adalah Indonesia Raya, dilanjutkan Hari Kemerdekaan dan Tanah Air. Setelah itu, Pak Didiek memimpin doa. Berdoa agar kami yang disini bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa kami, terus belajar dan mendapatkan ilmu yang berguna.

 

Dan tibalah pada acara yang sangat ditunggu-tunggu saat 17-an, ‘PERLOMBAAN’. Lomba kali ini menggabungkan anak kecil dan orang dewasa dalam lomba relay. Babak pertama, kami memaikan 4 tahap, yaitu : pasak bumi (memutar sambil menunduk ke bawah sebanyak lima kali), lomba bawa kelereng dengan kaki diikat, lomba minum soda dan sparkling water, dan lomba makan donat. Dari babak pertama diambil 3 besar yang nantinya akan bertanding untuk merebut juara 1. Setelah tahap 1 selesai, kami beristirahat sejenak menikmati makanan yang sudah siap di meja. Semua orang dengan sigap berbaris sambil memegang piring masing-masing, berlomba agar masih mendapatkan makanan. Bagi kami makan makanan seperti ini sangatlah mahal harganya, karena masih mendapatkan cita rasa Indonesia yang asli, terimakasih kepada para bapak dan ibu yang sudah memasakkannya.

 

Setelah makan siang selesai, kami melanjutkan perlombaan tahap kedua, dengan permainan : memasukkan pensil ke botol, meniup balon dan jalan sambil membawa balon di antara paha, memasukkan botol minuman ke kardus dan memakan semangka, dan mengoper karet dengan sedotan. Babak kali ini lebih heboh, karena ada satu bule yang untuk pertama kalinya bermain memasukkan pensil ke botol dan dia terlihat bahagia, dan Aryo yang susah meniup balon sampai harus digantikan posisinya oleh Dika, dan pertandingan sengit antara Faisal-Jasmine dengan Thoriq-Azka dalam mengoper karet. Dan akhirnya kelompok yang terdiri dari Bu Zulfa, Hannan, Azka, Rendi, Mas Danang, dan Alya yang menjadi juaranya.

 

Acara kami pun tidak selesai sampai disitu. Acara selanjutnya adalah doorprize bagi para anak-anak. Sebelum mereka mendapatkan hadiahnya, mereka diharuskan untuk bernyanyi terlebih dahulu. Tidak seperti Alya – Rania – Azka yang sangat bersemangat untuk bernyanyi, geng Ayaka sangat malu-malu. Tidak hanya anak kecil saja yang mendapatkan kado, karena kami ada acara tukar kado untuk seluruh warga. Kado yang dibawa oleh masing-masing keluarga dikumpulkan di awal dan diberi nomor, setelah itu mereka mengambil nomor undian kadonya. Dan kami pun membagikan kadonya satu persatu. Kado-kado yang didapatkan ada yang normal dan ada juga yang menjadi aneh. Misalnya saja, Tasha mendapatkan coolbox yang berguna untuk menyimpan es krim, RPM yang mendapatkan pasmina, dan yang palaing heboh adalah Faisal mendapatkan tas kulit ular plus perhiasan. Sangat mencerminkan anak wildlife conservation.

 

Dan terakhir, sebelum acara ditutup dan pada pulang ke rumah, tentu saja ada acara sesi foto bersama. Tapi…. kali ini akan sangat berbeda dan spesial, karena kami difoto dari atas pesawat kecil! Sesi foto kali ini menggunakan drone-nya Faisal dan kami membentuk angka 70. Dan puff…… foto ini sangat fenomenal, menandakan keberhasilan kerja sama kami menghasilkan foto yang bagus. Dan begitulah acara 17-an di Southampton yang penuh tawa dan perut kenyang.

Kredit foto: Rio Alberto, Ahmad Faisal (foto udara)